PRASASTI MARMER ,JALAN DARI TUHAN UNTUK KEBANGKITAN BISNISKU
Prasasti marmer , pertama kali aku memperkenalkannnya lewat online marketing ini secara tidak sengaja,secara tidak langsung aku sebenarnya ingin mempromosikan banyak sekali dagangan marmer yang bisa aku bikin dan bisa aku buat .Akan tetapi ternyata Tuhan memberikan Jawaban yang lain tentang doa-doaku selama ini.Dia menuntunku untuk memasarkan prasasti marmer,Alahamdulillah Hutang-hutangku yang jumlahnya puluhan Juta Rupiah dapat terlunasi dalam waktu kurang dari dua tahun.Sebuah Nilai keberkahan yang patut aku syukuri,semoga bisa menjadi inspirasi untuk pembaca blog kecilku ini.Bahkan Tuhan juga menuntunku untuk memilih sebuah nama yang menurutku sangat Keren yakni " Bodin Lingga" pada mulanya aku memberi arti bahwa Lingga itu adalah sebuah saduran halus atau eufimisme dari kata -Laki-laki.Ternyata dalam sebuah literatur aku mendapatkan yang lain, Bahwa Lingga itu artinya adalah sebuah prasasti yang berarti ditujukan untuk sebuah catatan yang berwatak laki-laki, sedangkan Yonni adalah sebuah prasasti yang Ditapak asmani oleh seorang perempuan.Yah memang awal kata " Lingga" itu aku ambil dari filsafat Lingga dan Yonni.
Sebagai seorang pengrajin kecil yang bergerak dibidang marmer dan Onix serta batuan yang lainnya, proses teramat panjang telah banyak aku cecap,manis dan pahit serta getir dan asamnya sebuah perjuangn mengelola bisnis ini telah aku lalui dengan sabar.Prasati marmer ini adalah sebuah Jalan yang ditunjukkan Tuhan untuk kebangkitan bisnisku? Semoga saja demikian adanya.Aku sudah bosan dengan jatuh bangun terus tanpa henti Tuhan, Bantulah aku....
Prasasti marmer ini aku tekuni sejak tahun 2002 yang lalu, pada awalnya aku hanya menjadi pekerja dari teman-teman yang mendapatkan order dari teman-teman Pelaku PNPM di seluruh Nusantara, aku mencari kesana kemari untuk mensub kontrak pekerjaan teman-teman lain,maklum , rumahku masuk ke sebuah Gang sehingga jarang dapat order secara langsung seperti halnya teman-teman lain yang punya showroom atau rumah dipinggiran jalan.Prasasti marmer ini aku geluti terus,kadang dapat beberapa puluh ,kadang sepi ,dan kadang pula blass nggak dapat order.Yach namanya saja Ngesub kontrak ke teman-teman pengrajin marmer yang lain,kalau mereka nggak kebanjiran order yach...kita nggak bakalan dapat kerjaan donk..mereka khan juga sanggup mengerjakannya sendiri.
Ditahun 2009, Kecamatan ku ,yakni kecamatan Campurdarat, mendapatkan programPNPM, yang nota bene merupakan program yang mewajibkan segala bentuk kegiatan infrastruktur atau sarana-prasarananya memasang prasasti marmer. Didukung oleh kawan-kawan pengrajin yang lain, serta dukungan dari Bapak KADES Campurdarat, aku disuruh bertanding dengan pelamar di UPK kecamatan Campurdarat dari desa-desa lain.,Alhamdulillah aku menjadi Ketua UPK .Yang paling bikin keki adalah ketika promosi di Musyawarah Desa itu dipromosikan bahwa kerja di UPK itu gajinya 2,5 juta perbulan, siapa sich yang nggak kepincut dengan gaji, nggak usah munafik lah anak aku sudah dua , dan istriku sangat cantik, tentunya ingin perawatan yang macem-macem.Tetapi apa kenyataannya wah...ternyata aturan main di UPK ini gaji awalnya hanya 350 ribu, jauh dibawah standart UMR kota Tulungagung.Akan tetapi Tuhan berkehendak lain dengan keikhlasan yang aku jalani selama ini, aku ditunjukan tentang mata pencaharian lain, yakni dengan memasarkan Prasasti marmer ke teman-teman Pelaku PNPM lainnya.
Akhirnya dengan berat hati dan segala bentuk pertimbangan yang matang, mau tidak mau aku harus memilih, bahwa pekerjaan ku Di UPK dan sebagai pengrajin marmer bentuk parasasti ini tidak bisa atau sulit disatukan, mengingat waktu yang terbatas dan juga kesibukan yang sering benturan timingnya.Apalagi aku sering bepergian keluar kota.Akhirnya aku memutuskan untuk resign dari UPK untuk memfokuskan diri menjadi pengrajinprasasti marmer.Namun dihati kecilku sebenarnya berkata, aku sangat mencintai program ini kawan, sebuah program Nasional untuk pemberdayaan seluruh masyarakat yang penuh dengan transparansi dan keterbuakaan serta partisipasi seluruh warga desa.